Ini tentang Merapi yang beritanya kita lihat di televisi
Tentang Mentawai yang lumat oleh Tsunami
Juga Jakarta dengan macet dan banjir yang kerap datang
Dan jangan lupa Wasior yang diterjang banjir bandang
Belum lagi konflik kekerasan yang marak terjadi
Kita sedang tidak baik-baik saja.
Bencana seperti sedang bergerilya dari kota ke kota di Indonesia. Beruntun. Tak ada habisnya. Belum selesai kesedihan karena bencana yang satu, yang lain muncul meminta air mata lagi.
Dan bencana tak cuma meminta korban dalam bentuk air mata. Harta bahkan nyawa orang-orang tercinta tak luput direnggutnya. Tak bisa diduga, tak terencana. Tuhan sudah menggariskan segala.
Mungkin kehilangan adalah luka menyakitkan yang paling terasa. Bertanya-tanya ini semua salah siapa. Mengira-ngira yang tepat untuk diminta bertanggung jawab. Sedih, marah, terluka, sakit, takut, kecewa, trauma. Bercampur-campur. Entahlah. Saya hanya mengira-ngira apa yang mereka rasakan. Hanya menduga-duga, hari ini mereka. Besok siapa tahu kita?
Mungkin kita hanya menunggu giliran untuk turut merasa apa yang mereka rasa sekarang.
Tentang Mentawai yang lumat oleh Tsunami
Juga Jakarta dengan macet dan banjir yang kerap datang
Dan jangan lupa Wasior yang diterjang banjir bandang
Belum lagi konflik kekerasan yang marak terjadi
Kita sedang tidak baik-baik saja.
Bencana seperti sedang bergerilya dari kota ke kota di Indonesia. Beruntun. Tak ada habisnya. Belum selesai kesedihan karena bencana yang satu, yang lain muncul meminta air mata lagi.
Dan bencana tak cuma meminta korban dalam bentuk air mata. Harta bahkan nyawa orang-orang tercinta tak luput direnggutnya. Tak bisa diduga, tak terencana. Tuhan sudah menggariskan segala.
Mungkin kehilangan adalah luka menyakitkan yang paling terasa. Bertanya-tanya ini semua salah siapa. Mengira-ngira yang tepat untuk diminta bertanggung jawab. Sedih, marah, terluka, sakit, takut, kecewa, trauma. Bercampur-campur. Entahlah. Saya hanya mengira-ngira apa yang mereka rasakan. Hanya menduga-duga, hari ini mereka. Besok siapa tahu kita?
Mungkin kita hanya menunggu giliran untuk turut merasa apa yang mereka rasa sekarang.
(eh tapi saya nggak minta-minta ya Tuhaan! *ketok2meja*)
Hari ini kita terpaku melihat segala berita bencana dan korban-korbannya di televisi. Besok mungkin kita yang ditonton.
(sekali lagi, saya nggak minta-minta ya Tuhaan! Kalau bisa jangan, amiinn!)
Tapi saya, kita yang mengamati semua di layar kaca tentu juga menangkap hal lain. Bahwa segala simpati tak putus berlabuh. Bantuan tak reda diberikan. Kita mengamati, di balik kesusahan orang - orang ini ada yang sigap mendampingi dan menunjukkan bahwa mereka para korban sesungguhnya tak akan dibiarkan sendirian.
Ada para relawan yang segera turun tangan.
Wartawan yang siap memberitakan.
Tim medis, aparat, pemerintah, penyumbang dana, bahkan saudara sedaerah yang turun menggalang dana dan bantuan.
Mereka sedang butuh bantuan
Maka mari kita bantu dengan apa yang kita punya. Mungkin dengan uang, makanan, pakaian, obat-obatan. Mungkin dengan tenaga.
Atau dengan doa.
Jika doa hanya satu-satunya yang kita punya dan satu-satunya cara yang kita bisa, maka mari berdoa. Sematkan sebait doa untuk mereka.
Pray for indonesia
Untuk mereka korban bencana
Pray for Indonesia
Untuk mereka yang sedang membantu korban
Pray for Indonesia
Untuk kita semua
Pray for Indonesia
Karena Indonesia sedang tidak baik-baik saja
" Tuhan.... jika doa kami tak cukup pantas untuk menghentikan segala bencana, maka beri kami kekuatan dan kesabaran untuk menjalaninya. Sesungguhnya tiada daya, upaya dan kekuatan kecuali dari pertolonganMu. Apa yang datang dariMu, akan kembali juga padaMu"
Amiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar